Jerawat di hidung seringkali membuat seseorang merasa tidak percaya diri dan ingin segera menghilangkannya. Namun, menurut dokter kulit, jerawat di hidung sebaiknya tidak boleh dipencet. Mengapa? Berikut adalah alasan-alasannya.
1. Risiko Infeksi
Jerawat merupakan peradangan pada kulit yang disebabkan oleh bakteri. Ketika jerawat dipencet, bakteri yang ada di dalamnya dapat menyebar ke area sekitarnya, termasuk ke dalam pori-pori lain di sekitar hidung. Hal ini dapat menyebabkan infeksi baru muncul dan jerawat semakin meradang.
2. Risiko Membuat Jerawat Semakin Parah
Dokter kulit menyarankan agar jerawat di hidung tidak dipencet karena hal itu dapat membuat jerawat semakin parah. Pencetan yang tidak tepat dapat merusak jaringan kulit di sekitar jerawat dan meninggalkan bekas yang sulit hilang. Selain itu, jerawat juga dapat terus berulang di area yang sama jika tidak diobati dengan benar.
3. Proses Penyembuhan yang Lebih Lama
Jerawat di hidung yang dipencet cenderung membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama daripada jerawat yang tidak dipegang-pegang. Hal ini disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada jaringan kulit akibat pencetan yang tidak tepat. Sebagai hasilnya, bekas jerawat juga akan lebih sulit dihilangkan.
4. Potensi Bekas Jerawat yang Lebih Parah
Jerawat yang dipencet di hidung juga memiliki potensi untuk meninggalkan bekas yang lebih parah daripada jerawat yang dibiarkan saja. Bekas jerawat dapat berupa bintik hitam atau noda merah yang sulit dihilangkan, bahkan dengan perawatan medis.
Maka dari itu, dokter kulit menyarankan agar jerawat di hidung tidak dipencet dan sebaiknya diobati dengan cara yang benar. Perawatan yang tepat dapat membantu jerawat sembuh lebih cepat dan mencegah munculnya jerawat baru. Jika jerawat di hidung tidak kunjung sembuh atau semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.