Masalah kesehatan mental, terutama depresi pascapersalinan, semakin menjadi perhatian di Amerika Serikat. Menurut data terbaru, jumlah ibu yang terkena depresi pascapersalinan di negara tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Depresi pascapersalinan adalah kondisi mental yang serius yang dialami oleh sebagian ibu setelah melahirkan. Gejala depresi pascapersalinan meliputi perasaan sedih yang mendalam, kecemasan yang berlebihan, kelelahan yang tidak terkendali, serta kesulitan untuk merawat diri sendiri maupun bayi yang baru lahir.
Menurut studi terbaru yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jumlah ibu yang terkena depresi pascapersalinan di AS telah meningkat dari sekitar 9% pada tahun 2004 menjadi sekitar 12% pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental ini semakin menjadi perhatian yang serius di negara tersebut.
Tingginya angka depresi pascapersalinan ini diyakini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan sosial, perubahan hormonal, ketidakstabilan emosi, serta kurangnya dukungan sosial dan dukungan dari pasangan. Selain itu, pandemi COVID-19 juga diyakini sebagai salah satu faktor yang memperburuk kondisi kesehatan mental ibu pasca melahirkan.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental ibu pasca melahirkan. Diperlukan upaya kolaboratif dalam memberikan dukungan dan perawatan yang tepat bagi ibu yang mengalami depresi pascapersalinan, sehingga mereka dapat pulih dan kembali berfungsi secara optimal dalam merawat diri sendiri dan bayi mereka.
Dengan meningkatnya kasus depresi pascapersalinan di Amerika Serikat, perlu adanya perhatian yang lebih serius dan langkah-langkah konkret dalam mengatasi masalah ini. Dengan demikian, diharapkan ibu pasca melahirkan dapat mendapatkan perawatan yang tepat dan dukungan yang memadai untuk pulih secara menyeluruh dari kondisi depresi pascapersalinan.
