Menopause adalah tahap alami dalam kehidupan seorang wanita di mana siklus menstruasi berhenti dan tingkat hormon reproduksi menurun secara signifikan. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa keterlambatan menopause dapat meningkatkan risiko terkena asma pada wanita.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Southampton di Inggris menemukan bahwa wanita yang mengalami menopause pada usia yang lebih tua memiliki risiko asma yang lebih tinggi. Menurut penelitian tersebut, setiap keterlambatan satu tahun dalam usia menopause meningkatkan risiko asma sebesar 8%.
Asma adalah kondisi peradangan kronis pada saluran napas yang dapat menyebabkan sesak napas, batuk, dan nyeri dada. Meskipun asma umumnya dianggap sebagai penyakit yang lebih umum terjadi pada anak-anak, namun wanita dewasa juga rentan terkena asma, terutama setelah mengalami menopause.
Para peneliti meyakini bahwa peningkatan risiko asma pada wanita yang mengalami keterlambatan menopause dapat disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama proses menopause. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan pada saluran napas, yang pada gilirannya dapat memicu serangan asma.
Untuk itu, penting bagi wanita yang mengalami keterlambatan menopause untuk memperhatikan gejala asma dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kesulitan napas, batuk yang tidak kunjung sembuh, atau sesak napas. Selain itu, wanita yang berisiko terkena asma juga disarankan untuk menjaga pola makan sehat, melakukan olahraga secara teratur, dan menghindari paparan alergen yang dapat memicu serangan asma.
Dengan meningkatnya kesadaran akan hubungan antara keterlambatan menopause dan risiko asma, diharapkan wanita dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan paru-paru mereka dan mencegah terjadinya serangan asma. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang cara mencegah dan mengelola asma secara efektif.